$COIN di IDX: Simbol Kemajuan atau Refleksi Tragikomedi?
$COIN jadi emiten kripto pertama di BEI. Tapi ketika bursa kripto butuh bursa saham buat cari modal, kita patut bertanya: ini inovasi atau ironi?
Jawaban singkatnya: Saya memandang ini sebagai ironi
Memang saya dilatih dan sudah terbiasa untuk memandang sesuatu secara skeptis. Tapi tidak selamanya yang saya pandang skeptis jadi hal buruk.
Berikut ini hal-hal yang saya anggap ironi 👇
$COIN di IDX: Simbol Kemajuan atau Refleksi Tragikomedi?
Ironi #1: Bursa Kripto Listing di Bursa Saham
Sebuah ironi struktural muncul ketika entitas berbasis Web3, yang seharusnya mewakili desentralisasi, transparansi, dan disintermediasi, justru mencari validasi di institusi paling tradisional: Bursa Efek Indonesia. Di sinilah kita melihat bahwa bahkan yang mengklaim membawa revolusi, akhirnya tunduk pada regulasi konvensional untuk mencari legitimasi dan, yang lebih penting, dana segar.
Ironi #2: Valuasi 'Undervalued', Tapi Iman Publik Undermined
Secara angka, COIN terlihat menarik: PBV < 1, dividen 70%, pendapatan meroket. Tapi kepercayaan adalah mata uang utama di dunia kripto, dan sayangnya, bukan angka di prospektus yang menentukan sentimen, melainkan siapa yang berdiri di balik layar. Desas-desus soal rekam jejak hukum, koneksi politis, dan motif jangka pendek membuat investor ritel ragu: apakah ini kendaraan pertumbuhan atau jebakan likuiditas?
Ironi #3: Disrupsi yang Kekurangan Modal?
IPO biasanya dilakukan oleh perusahaan yang siap ekspansi. Tapi dalam kasus COIN, skeptisisme mengarah pada satu pertanyaan sederhana: "Apakah mereka kehabisan uang?" Jika pendapatan memang melonjak, mengapa terburu-buru IPO, dan mengapa ritel yang jadi target utama? Apakah ini sinyal distress terselubung?
Ironi #4: Retail Dijadikan Penopang Narasi
Dengan harga IPO hanya Rp100/saham dan janji dividen tinggi, jelas bahwa COIN dirancang untuk menggoda investor ritel. Tapi dalam ekosistem Web3, ritel seharusnya empowered, bukan hanya jadi outlet likuiditas para pengendali.
Refleksi untuk Builder dan Investor
IPO COIN seharusnya jadi momentum refleksi, bukan euforia. Ia bisa menjadi simbol kemajuan jika transparan dan berdampak nyata. Tapi bisa juga jadi tanda bahwa Web3 di Indonesia sedang mengarah ke formalisasi tanpa transformasi.
Apakah ini mimpi Satoshi yang menjadi nyata? Atau mimpi buruk Wall Street yang menyamar sebagai inovasi?