Weezardium

If trading is addiction, Then connection is its antidote, So what is connection in the context of Web3? 🎰 If Trading is Addiction… Then it's: - Compulsive - Isolating - Driven by dopamine - Focused on short-term highs - Built on scarcity, fear, and noise - Extractive: You win when others lose - A solo game disguised as community 🤝 Then Connection is the Opposite. So… what is connection? 🌐 In the context of Web3: Connection = Participating in something bigger than yourself, without the need to exploit it. Real connection in Web3 looks like: 🛠️ Building with others, not just for your own bag 🧠 Sharing knowledge without expecting a pump 🎨 Supporting artists because their voice matters, not because the floor price will rise 🤲 Using tools to create access, not paywalls 📡 Joining DAOs to contribute, not just to “vote on governance tokens” 🔁 Replacing the extractive loop with a regenerative one 💡 So: If addiction is “I need more,” Connection is “I am eno...

🧨 Bitcoin Lahir Karena The Fed. Tapi Kini Justru Bergantung Padanya. Bitcoin muncul di tahun 2009. Di tengah krisis. Saat The Fed sedang m encetak uang dalam jumlah brutal untuk menyelamatkan bank-bank besar yang gagal kelola risiko. “The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks.” -  Tertulis di blok pertama Bitcoin. Bitcoin lahir sebagai kritik. Sebagai penolakan terhadap sistem yang bisa menciptakan uang dari udara dan menukar kegagalan jadi bonus. 💸 Tapi hari ini…? Harga Bitcoin naik saat The Fed menurunkan suku bunga. Harga Bitcoin jatuh saat The Fed mengetatkan likuiditas. Bitcoin yang dulunya simbol perlawanan, kini justru tergantung pada kebijakan sang musuh lama. 🔁 Dulu musuh, sekarang kompas. Bitcoin dulu diciptakan untuk lepas dari The Fed. Sekarang, semua investor menunggu: “Kapan The Fed turunin suku bunga?” “Berapa besar inflasi minggu ini?” “Apakah Jerome Powell akan dovish?” Ini bukan lagi tentang kebebasan d...

Art is Honesty. But Honesty Doesn’t Pay the Bills. Art is raw truth; no filter, no compromise. It’s the scream in the void, the pulse beneath the surface. It’s honesty laid bare. But honesty doesn’t pay rent. It doesn’t fill the fridge. It doesn’t buy paints or pixels. Without money, honesty withers. No bills paid, no tools, no time. No space to create, no fuel for inspiration. The cruel paradox: To be honest, artists need to survive. To survive, many must sacrifice honesty. So art becomes a currency, not of truth, but of survival. The system demands: “Make it sellable.” “Make it popular.” “Make it marketable.” And slowly, honesty fades, buried beneath trends and transactions. This is the battle every honest artist fights: Between truth and survival.

🪦 Bitcoin Has Fallen. Here’s Why You’re Still Blind. Bitcoin was never just a coin. It was a scream. A rebellion. A final middle finger to a system that prints poverty and sells it as “stimulus.” In 2009, it was a message to power: “We don’t trust you. We don’t need you. We have code.” But that was then. Today? Bitcoin follows the same heartbeat it was meant to destroy. The Fed moves → Bitcoin reacts. Wall Street whispers → Bitcoin trembles. ETF approved? Pump. Slight interest rate hike? Dump. The revolution now refreshes TradingView every four hours. You still call this freedom? You celebrate decentralization, but you wait for Jerome Powell like a loyal investor. You scream “don’t trust, verify”, but trust your favorite influencer more than you read charts. You wear the merch, you mint the slogans, but you ignore the rot underneath. You are not sovereign. You are just stylish. You’re not stacking sats. You’re stacking delusions. You said Bitcoin would dest...

Kenyataan di Balik Banyak Acara (Gak Cuma) Kripto: Ilmunya Tipis, Banyakan Iklan. Isinya lebih banyak: - pitch project - sponsor promo Tapi... Kenapa Tetap Datang? 1. Networking. Bukan ilmu di panggung, tapi obrolan di pojokan yang paling bernilai. Bisa ketemu: - partner kolaborasi - investor diam-diam - komunitas yang klik 2. Validasi Sosial. Bisa ketemu langsung dengan orang yang selama ini cuma kamu follow. Bisa dapet exposure kalau kamu tampil atau aktif. 3. Intuisi Lapangan. Meskipun iklan, kamu bisa lihat arah tren dan siapa yang ngapain. Bisa tahu: siapa yang genuinely ngebangun, siapa yang cuma numpang hype. Kadang ilmunya palsu, tapi sihirnya nyata, tersembunyi dalam bisik-bisik antar meja.

🚨 To All DePIN Builders: If you’re building decentralized physical infrastructure, but participation requires buying your proprietary hardware or licensed software… That’s not Web3. That’s not open infrastructure. That’s capitalism in cosplay. You say: “We need standards to ensure quality.” Sure. But let’s be clear: Standards ≠ Monopoly Open ≠ Buy-From-Us-Only Decentralized ≠ Certified by One Vendor 🧱 What you’re building is not a protocol. It’s a vending machine with DAO branding to distract from the lock-in. You talk about permissionless systems, but only allow permissioned hardware. You call it an ecosystem, but treat it like a franchise. Web3 was never about this. Web3 is: Anyone can build. Anyone can plug in. Anyone can fork. No license needed. No paywall to join the network. If your network breaks when others join with their own tools, you didn’t build a protocol. You built a product. ✊ So if you really believe in the Web3 ethos, then: Do this: ✅ Publi...

🧠 Why Are We Chasing Alpha? 1. Because we’re not chasing purpose. In the absence of meaning, people chase signals. When you don’t know why you’re here, you follow whoever looks like they’re winning. 2. Because “winning” in Web3 is defined by flipping, not building. “Did you mint early?” “Did you ape in before the pump?” “Did you sell before the rug?” The highest status doesn’t go to the most useful tool… It goes to the luckiest gambler with the loudest tweet. 3. Because value isn’t clear, so hype becomes compass. Web3 is still early. Signals are foggy. So instead of fundamentals, people follow: - CT - Floor price - Retweets - VC mentions - Discord FOMO Alpha = shortcut to perceived intelligence. 4. Because everything is moving too fast. “If I don’t jump on this now, I’ll miss it.” “They said 100x in 3 days!” “Only 777 supply bro!!!” In a system where speed = profit, patience becomes poverty. So people chase alpha to avoid regret, not to pursue insight. 5. Beca...

💡 Kenapa sih perusahaan DEX atau Start-up Web3 membuat DAO dengan meluncurkan token ? 🔍 Apa yang mereka bilang secara resmi: - Membangun sistem governance yang "truly decentralized" - Memberdayakan komunitas untuk menentukan arah protokol - Mendistribusikan token ke pengguna awal (airdrop) - DAO akan mengelola treasury besar (miliaran USD) Tapi... Apa tujuan nyatanya? 1. Melindungi diri dari regulasi (strategi “progressive decentralization”) Dengan meluncurkan DAO, perusahaan bisa mengklaim: "Protokol ini tidak kami kontrol. Lihat, ada governance token dan komunitas!" 🔐 Ini adalah perisai hukum agar mereka tidak dianggap mengelola bursa terpusat dan tidak ditindak SEC sebagai security exchange. 2. Penggalangan Dana Tanpa IPO atau Venture Baru Menerbitkan token memungkinkan mereka: - Mendapat dana dari investor publik - Tanpa menjual saham - Tanpa proses legal yang ketat seperti IPO Ini semacam “go public tanpa akuntabilitas.” Dan karena mereka m...

🧠 Kepemilikan dalam Web3: Antara Desentralisasi dan Delusi 🧪 Studi Kasus: UNI (Uniswap) dan Uniswap Labs 🔧 Apa yang dibuat? Uniswap Labs adalah perusahaan berbasis di AS. Mereka mengembangkan protokol decentralized exchange (DEX) yang dikenal sebagai Uniswap. Uniswap adalah open-source dan berjalan di blockchain Ethereum. 🪙 Apakah mereka punya token? Ya. Token-nya bernama $UNI Diluncurkan pada 2020 sebagai bagian dari governance system. 🏛️ Apakah ada DAO? Ya. Uniswap DAO, pemilik dan pengelola arah protokol Uniswap secara onchain. Siapa yang punya $UNI, bisa ikut voting untuk: - Upgrade protokol - Distribusi treasury - Delegasi dan proposal governance ⚖️ Tapi, ini yang penting: $UNI ≠ Saham di Uniswap Labs Artinya: Pemilik $UNI tidak memiliki saham legal di perusahaan Uniswap Labs. Mereka tidak dapat dividen, tidak punya hak hukum atas pendapatan Uniswap Labs. $UNI tidak setara dengan ownership seperti di pasar saham. 💼 Lalu siapa yang punya Uniswap Labs? In...

🧨 Jika Trading Kripto Adalah Kebodohan... Mengapa Pemerintah Mengizinkannya? Karena kebodohan kolektif yang teratur lebih mudah dikendalikan daripada kesadaran individu yang liar. 🚨 Pemerintah tidak butuh rakyat yang paham sistem keuangan. Mereka hanya butuh rakyat yang percaya diri sedang paham, padahal cuma refresh chart sambil nunggu candle hijau. 🎰 Trading kripto = Arcade Ekonomi 💸 Tukar uang jadi token 🎮 Main sebentar, menang atau kalah 🔁 Tapi tetap berada dalam sistem Tidak ada yang tanya: ❓ Kenapa semua harga tetap dalam USD? ❓ Kenapa kita pakai wallet, tapi jual ke IDR? ❓ Kenapa ini dibilang “kebebasan,” padahal semua lewat izin? 💰 Jawabannya: PAJAK ✅ PPN dari transaksi ✅ Pajak dari cuan ✅ Volume bisa dicatat ✅ Wallet bisa di-KYC Sementara itu? 🚫 Protokol DeFi? Ribet. 🚫 DAO tanpa badan hukum? Takut. 🚫 Wallet non-custodial? Gak bisa disentuh. Selama kamu teriak “to the moon” tapi profitmu balik ke fiat, 💼 sistem akan tetap senyum dari kejauhan...

💸 Kenapa Trading Kripto Itu Merusak (Bahkan Saat Kamu Cuan) -- 1. Dari Alat Pembebasan, Jadi Koin Kasino Dulu, crypto lahir dari krisis. Satoshi menciptakan Bitcoin sebagai bentuk perlawanan: - melawan manipulasi bank sentral, - melawan pencetakan uang semena-mena, - melawan sistem yang gagal tapi terus diberi bonus. Tapi sekarang? Bitcoin dijadikan bahan leverage buat nge-long koin anjing yang namanya typo. Semua proyek dinilai dari satu hal: 🚀 “Bisa moon gak?” Revolusi pun berubah jadi roulette. -- 2. Trading Merampas Fokus dan Waktumu Chart jalan 24 jam. Kepalamu nyala terus. Dopaminmu tak pernah tidur. Kamu gak bangun karya. Gak nulis. Gak baca. Kamu cuma refresh dan tunggu breakout. Bukan jadi kreator. Tapi jadi zombie dengan notifikasi harga. Ini bukan partisipasi. Ini perbudakan digital berbentuk candlestick. -- 3. Kamu Hanyalah Exit Liquidity Bagi Mereka yang Lebih Dulu Masuk Mari jujur: - Insider dapet alokasi presale - VC exit pas kamu baru FOMO ...

🧨 “Decentralized” Payment? You Still Need Stripe, Bro. Ah yes, the new economy. You scan a QR. Pay with crypto. The merchant gets fiat. Everyone claps. "Wow, Web3 mass adoption!" But behind the curtain? 💳 It’s Just Fintech. Again. They slap a “Web3” sticker on the front… and wire your money back into the same TradFi system. 🪤 It’s Not Peer-to-Peer. It’s Peer-to-Platform-to-Bank-to-Fiat. With gas fees. Swap fees. KYC forms. AML bottlenecks. And of course… a piece of your soul. 🤡 It’s Not a Revolution. It’s a Wrapper. A shiny UI. Some startup VC funding. And a backend that settles everything in USD. Your crypto isn’t buying pizza. It’s buying points in a custodial dashboard …while some middleman in Silicon Valley collects 3.5%. 🧠 Real Talk: If you still rely on: Payment processors Card-linked crypto wallets Fiat settlements Token auto-swaps to dollars …then you’re not building an alternative. You’re rerouting fiat traffic through Web3 highways just to look cool. 🏦 The Pay...

$COIN jadi emiten kripto pertama di BEI. Tapi ketika bursa kripto butuh bursa saham buat cari modal, kita patut bertanya: ini inovasi atau ironi? Jawaban singkatnya: Saya memandang ini sebagai ironi Memang saya dilatih dan sudah terbiasa untuk memandang sesuatu secara skeptis. Tapi tidak selamanya yang saya pandang skeptis jadi hal buruk. Berikut ini hal-hal yang saya anggap ironi 👇 $COIN di IDX: Simbol Kemajuan atau Refleksi Tragikomedi? Ironi #1: Bursa Kripto Listing di Bursa Saham Sebuah ironi struktural muncul ketika entitas berbasis Web3, yang seharusnya mewakili desentralisasi, transparansi, dan disintermediasi, justru mencari validasi di institusi paling tradisional: Bursa Efek Indonesia. Di sinilah kita melihat bahwa bahkan yang mengklaim membawa revolusi, akhirnya tunduk pada regulasi konvensional untuk mencari legitimasi dan, yang lebih penting, dana segar. Ironi #2: Valuasi 'Undervalued', Tapi Iman Publik Undermined Secara angka, COIN terlihat menarik: PBV ...

Apa yang sering mereka tutupi dari dunia trading (gak cuma crypto)? Bukan rahasia teknikal, tapi kenyataan pahit yang dibalut hype, buzzword, dan mimpi instan. Ini beberapa hal yang disembunyikan secara halus atau sengaja dikaburkan: 🧨 1. Platform Selalu Menang Bursa dan platform trading mengambil fee, spread, dan terkadang front-run transaksimu. Mereka untung dari setiap klik, bukan dari keberhasilanmu. Bahkan saat kamu rugi, mereka tetap cuan. 🎢 2. Volatilitas adalah Produk Mereka Mereka butuh volatilitas. Naik turun harga yang liar adalah cara mereka menjaga adrenalin tetap tinggi. Karena jika market stabil, tak ada yang “deg-degan” dan tak ada yang terus transaksi. 🎭 3. Kamu Bukan Investor, Kamu Produk Data perilaku trading kamu dipantau. Strategi kamu dicatat. Kamu adalah user retention device. Mereka pelajari pola emosimu agar kamu betah di platform, bahkan saat kalah. 🐍 4. FOMO Itu Sengaja Dibuat Influencer, pump group, dan news diatur sedemikian rupa untuk memicu FOMO. Kamu...

💼 Stocks on Solana? Just another way to decorate the same empire. Sure, moving stocks to the blockchain sounds innovative. But it’s still capitalism, just on-chain. Same logic. Same hierarchy. Same gatekeepers. The difference? This time, it’s wrapped in cool UI and crypto jargon. But we’re not here to make Wall Street faster. We’re here to build something Wall Street can’t touch. 🧱 What if we stopped replicating the old system... …and started designing systems that actually serve us? Systems where: - You don’t need to buy everything - You don’t need to rent your dignity - You don’t need to beg for access Just trust, responsibility, and contribution. 🔁 Token-Gated, Not Profit-Gated. Introducing 3 community-first, real-world systems — based on collateral access, not ownership: 1️⃣ 📚 The Token-Lent Library You stake 1 $WEE token You get access to a book (digital or physical) Return the book, get your token back Late return? Small penalty. No interest. No fees....

Ilmu nuyul lo cupu banget. Cuma pake 1 wallet? Oh nooo.. Yang bener aja, bro. Kalau mau main kotor sekalian brutal: 400 wallet dan tambah wallet adek kakak emak bapak dan temen-temen lo semua. TAPI YANG PALING GOBLOK: KUESIONER DITUYULIN JUGA?! 😭💀 Bro... itu kuesioner. Itu buat ngebangun insight, bukan lahan cuan. Nuyul form? Mental lu tuh bukan degen, tapi desperado. Tolonglah jangan bawa kelakuan micin ke ranah kripto. Lo ngerusak ekosistem. Ngerusak trust. Bikin semua orang tambah males percaya inisiatif komunitas. Lu pengen Web3 inklusif? Tapi mentalitas lo kayak maling token dari celengan masjid. Pakai akal sehat. Tanemin etika di kepala lo. Dan kalau gak ngerti arti "kontribusi", paling gak, jangan bikin semua jadi makin busuk.

  2009. The world was collapsing. Banks failed. Ordinary people were sacrificed. And the Federal Reserve printed trillions out of thin air no accountability, no shame, no consequence. “The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks.” Etched into the first Bitcoin block. Not just a timestamp A message. A declaration of war. Bitcoin wasn’t created for “number go up.” It was forged as a weapon. A bullet fired at the heart of a rigged financial machine. 💀 But now? Bitcoin bows to the very monster it was meant to kill. When Jerome Powell speaks, the entire crypto market wags its tail. Rates go down → price goes up. Rates go up → panic sell. The enemy once despised has become the compass. The revolution has become a spreadsheet. The rebellion is now a trading strategy. 🧠 You call this freedom? There is no liberation here. There is no decentralization. There is only a new skin, wrapped around the same disease. A redesigned interface. ...

Halo, teman-teman crypto! Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa harga Bitcoin sering anjlok saat ada perang? Bayangkan Bitcoin seperti rollercoaster: saat dunia kacau, investor panik dan menjual aset berisiko seperti Bitcoin untuk pindah ke yang lebih aman, seperti emas atau obligasi pemerintah. Ini disebut "aversi risiko," dan itulah yang sering terjadi saat konflik meledak. Contoh Nyata: Perang Rusia-Ukraina 2022 Ingat perang Rusia-Ukraina pada 2022? Saat invasi dimulai, harga Bitcoin langsung turun 7,5%, dari sekitar $38.000 menjadi $35.000. Tapi jangan khawatir, beberapa hari kemudian, harga melonjak 14,5% hingga lebih dari $43.000. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan awal, pasar bisa rebound jika investor melihat Bitcoin sebagai lindung nilai. Konflik Terkini: Israel-Iran pada Juni 2025 Nah, baru-baru ini, pada 13 Juni 2025, Israel menyerang fasilitas nuklir Iran, dan Iran membalas dengan drone. Harga Bitcoin, yang kemarin sekitar $107.000, turun menjadi $10...

Once upon a time, in a small coastal village on the shores of Bali, there lived a fisherman named Wayan. By day, Wayan cast his nets into the turquoise waters, hauling in tuna and mackerel under the blazing sun. But by night, he traded his fishing rod for a smartphone, diving into the depths of a different sea—the wild, unpredictable world of cryptocurrency. Wayan wasn’t your typical crypto enthusiast. He had no fancy degree or tech startup job. He was a simple man with salt-crusted hands and a heart full of curiosity. It all started one evening at the warung, where he overheard a group of surfers from Australia talking about “airdrops”—free tokens given out by blockchain projects. Intrigued, Wayan asked them to explain, and soon his mind was hooked like a fish on a line. Free tokens? A chance to earn something new? It sounded like the ocean offering him a gift. The next day, while mending his nets, Wayan learned about an airdrop from a project called “BaliCoin,” which promised to rewa...